Syekh Ali Ridla (q) adalah ahli tasawuf dan Syekh Tarekat Naqsyabandiyah yang sangat pintar dan alim, seorang sufi yang mashyur.
Syekh Ali Ridha (q) mengangkat beberapa khalifah dari Indonesia, di antaranya yang penting disebutkan di sini adalah:
- Syekh Muhammad Hasyim, Buayan
- K.H. Muhammad Yahya, Baran Mojo Kediri
- K.H. Abdul Gaffur, Mantenan Udanawu Blitar
- K.H. Abdul Hadi bin Ahmad, Rowobayan Padangan Bojonegoro
Tokoh besar tarekat dari Bukittinggi yang kontraversial, Haji Jalaluddin pendiri PPTI (Persatuan/ Partai Pengamal Tarekat Indonesia), juga mengaku menerima keabsahannya sebagai mursyid Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dari Syekh Ali Ridha ketika naik haji di Makkah.
Syekh Ali Ridha menjadi Syekh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang terakhir bertahta di Jabal Abu Qubais setelah hampir semua jalur tarekat di Hijaz berakhir pada permulaan abad kedua puluh. Sebagian berakhir sama sekali, sisanya lenyap dari Kota Suci Makkah dan Madinah setelah penaklukan ‘Abd Al-‘Aziz Ibn Sa’ud pada tahun 1924.
Pada saat itu Syekh Ali Ridha dikabarkan telah meninggalkan Makkah menuju Baghdad dan kemudian ke India dan disana beliau meninggal dunia. Sebuah silsilah dari seorang pengikut Haji Jalaluddin dari Bukittinggi, mencatat tahun wafat Syekh Ali Ridha tahun 1934. Seorang informan penganut Khalidiyah Sumatera yang lain, sebaliknya berkeyakinan bahwa Syekh Ali Ridha telah wafat sebelum 1924.
Rahasia suci dan kasih sayang Syekh Ali Ridla penuh ditumpahkan kepada muridnya dari nusantara yang kemudian menjadi khalifah Rasul yang ke 34, yaitu Syekh Muhammad Hasyim Al Khalidi Buayan.